Selama ini, pengasuhan sering kali dianggap sebagai tugas utama ibu, sementara ayah lebih dikenal sebagai pencari nafkah. Akibatnya, keterlibatan ayah dalam membesarkan anak sering dipandang sebagai peran pembantu. Padahal, berbagai penelitian telah membuktikan bahwa peran ayah dalam pengasuhan anak memiliki dampak yang signifikan.
Lebih dari sekadar temuan ilmiah, Islam juga menempatkan ayah sebagai sosok yang bertanggung jawab dalam mendidik dan membimbing anak. Ayah bukan hanya tulang punggung keluarga dalam hal finansial, tetapi juga pemimpin, pendidik, dan teladan bagi anak-anaknya. Lantas, bagaimana sebenarnya seberapa krusial peran ayah dalam pengasuhan anak? Berikut informasi selengkapnya.
Dampak Positif Keterlibatan Ayah dalam Pengasuhan Anak
Sering kali, peran ayah dalam pengasuhan dianggap sekadar sebagai pendamping atau pelengkap. Padahal, jika kita melihat dalam Al-Qur’an, dialog antara ayah dan anak disebutkan sebanyak 14 kali, sementara dialog antara ibu dan anak hanya 2 kali.
Ini bukan berarti peran ibu kurang penting, tetapi menunjukkan bahwa ayah sebenarnya memiliki peran yang sangat besar dalam membimbing dan mendidik anak. Lalu, bagaimana pandangan ilmu pengetahuan modern mengenai keterlibatan ayah dalam pengasuhan?
1. Meningkatkan Kecerdasan Kognitif
Studi menunjukkan bahwa anak yang sering berinteraksi dengan ayahnya memiliki perkembangan bahasa, keterampilan berpikir kritis, dan kemampuan memecahkan masalah yang lebih baik. Kehadiran ayah yang aktif sejak dini juga dikaitkan dengan performa akademik yang lebih tinggi.
2. Mengembangkan Kesehatan Mental yang Lebih Baik
Anak yang memiliki ikatan emosional kuat dengan ayahnya cenderung lebih percaya diri, memiliki tingkat stres yang lebih rendah, dan lebih sedikit mengalami gangguan kecemasan serta depresi.
3. Meningkatkan Keterampilan Sosial dan Empati
Ayah berperan penting dalam mengajarkan anak tentang interaksi sosial, mengelola emosi, dan memahami perspektif orang lain. Anak yang dekat dengan ayah cenderung lebih mudah bersosialisasi dan memiliki empati yang tinggi terhadap orang lain.
4. Membantu Regulasi Emosi dan Pengendalian Diri
Interaksi dengan ayah, terutama melalui bermain dan diskusi, membantu anak mengelola emosinya dengan lebih baik. Anak yang tumbuh dengan figur ayah yang suportif lebih mampu menghadapi konflik dan mengontrol impulsnya.
5. Membangun Sikap Mandiri dan Tanggung Jawab
Ayah yang terlibat dalam pengasuhan sering kali mendorong anak untuk lebih mandiri dan berani mengambil keputusan. Anak-anak ini cenderung memiliki rasa tanggung jawab yang lebih tinggi dalam kehidupan sehari-hari.
6. Menjadi Role Model dalam Nilai-Nilai Moral dan Etika
Keterlibatan ayah dalam membimbing anak, baik dalam aspek spiritual maupun sosial, juga mampu membantu menanamkan nilai-nilai moral yang kuat. Anak belajar dari sosok ayah tentang kejujuran, disiplin, dan etika dalam kehidupan.
7. Mengurangi Risiko Perilaku Menyimpang di Masa Remaja
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa anak yang memiliki hubungan baik dengan ayahnya lebih kecil kemungkinannya untuk terlibat dalam kenakalan remaja, penyalahgunaan zat, disorientasi seksual, pergaulan bebas, dan sebagainya. Kehadiran ayah memberikan rasa aman dan arah yang jelas bagi anak dalam menentukan sikap.
Kontribusi Ayah dalam Pengasuhan
Kehadiran ayah dalam pengasuhan bukan sekadar membantu ibu, tetapi memiliki peran unik yang memberikan dampak besar pada tumbuh kembang anak. Ini tidak hanya diukur dari seberapa sering Papa berada di rumah, tetapi juga dari kualitas interaksi yang Papa bangun saat bersama anak-anak. Berikut beberapa bentuk keterlibatan nyata yang bisa Anda lakukan.
1. Menjadi Sosok yang Hadir Secara Emosional
Ayah yang terlibat tidak hanya hadir secara fisik, tetapi juga secara emosional. Mendengarkan cerita anak, memberikan dukungan saat mereka menghadapi tantangan, serta menunjukkan kasih sayang melalui kata-kata dan tindakan. Bukan sibuk menatap layar ponselnya.
2. Terlibat dalam Aktivitas Sehari-hari Anak
Kegiatan sederhana seperti mengantar dan menjemput sekolah, membantu pekerjaan rumah, atau sekadar bermain bersama bisa membuat anak merasa lebih diperhatikan. Rutinitas ini juga mengajarkan anak tentang kedisiplinan dan kebersamaan dalam keluarga.
3. Menjadi Panutan dalam Nilai dan Akhlak
Anak banyak belajar dari cara ayah bersikap dan bertindak. Oleh karena itu, penting bagi ayah untuk menjadi teladan dalam hal kejujuran, tanggung jawab, kerja keras, serta adab dalam berinteraksi dengan orang lain, baik di lingkungan keluarga maupun sosial. Termasuk interaksi dengan istrinya.
4. Mendorong Kemandirian dan Keberanian Anak
Ayah sering kali berperan dalam mengajarkan anak untuk mandiri dan berani mengambil keputusan. Baik melalui pola asuh yang suportif maupun dengan memberikan tantangan yang sesuai usia, ayah membantu anak mengembangkan rasa percaya diri dan daya juang yang kuat.
5. Menanamkan Nilai Spiritual dan Pendidikan Agama
Dalam Islam, ayah memiliki tanggung jawab besar dalam membimbing anak secara spiritual. Mengajak anak sholat berjamaah, membaca Al-Qur’an, serta memberikan pemahaman tentang adab dan akhlak. Bahkan ini disebutkan di dalam Al-Qur’an.
Tantangan yang Dihadapi Ayah dalam Pengasuhan
Meskipun peran ayah dalam pengasuhan semakin diakui, masih ada berbagai tantangan yang membuat sebagian ayah kesulitan untuk terlibat secara optimal.Berikut beberapa di antaranya.
1. Ekspektasi Sosial dan Budaya yang Masih Kuat
Di banyak masyarakat, termasuk Indonesia, peran pengasuhan masih lebih banyak dikaitkan dengan ibu. Akibatnya, keterlibatan ayah dalam pengasuhan sering dianggap sbukan sebagai tanggung jawab penuh. Tidak jarang, ayah yang aktif mengasuh anak justru mendapatkan kritik karena “melanggar norma”.
2. Tekanan Pekerjaan dan Waktu yang Terbatas
Banyak ayah merasa kesulitan membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga. Namun, sebenarnya Papa tak perlu khawatir karena yang paling penting adalah kualitas kebersamaan bersama anak. Ketika membersamai mereka, dengarkan anak dengan penuh perhatian, jauhkan distraksi, dan libatkan diri dalam aktivitas harian anak sebisa mungkin.
3. Kurangnya Referensi atau Role Model
Sebagian besar pria tumbuh dengan melihat ayah mereka sebagai sosok yang lebih banyak berperan dalam mencari nafkah dibandingkan mengasuh anak. Akibatnya, banyak ayah merasa kebingungan dalam menjalankan peran sebagai pengasuh karena kurangnya contoh atau panduan yang bisa dijadikan acuan.
4. Kesulitan Mengekspresikan Emosi
Stereotip bahwa pria harus selalu kuat dan tidak boleh menunjukkan kelemahan membuat sebagian ayah kesulitan dalam mengekspresikan kasih sayang dan emosinya kepada anak. Padahal, membangun ikatan emosional adalah salah satu aspek penting dalam pengasuhan.
5. Rasa Takut Gagal dalam Mengasuh Anak
Beberapa ayah mungkin merasa kurang percaya diri dalam menghadapi tantangan pengasuhan, terutama jika mereka merasa tidak memiliki keterampilan yang cukup dalam merawat anak. Perasaan ini bisa membuat mereka menarik diri dan menyerahkan sebagian besar tugas pengasuhan kepada ibu.
Sumber: https://mamasewa.com/peran-ayah-dalam-pengasuhan-anak/